Rabu, 29 Februari 2012

Pertemuan Singkat

Namaku Dhilanila puspita. Aku bersekolah di SMA 1 Pekerti Luhur. Aku juga mempunyai 2 sahabat yang bernama Dicky Prasetya dan Reza Anugrah. Kami bersahabat sejak SMP dan sampai sekarang. Namun, aku lebih akrab dengan Dicky karena kami bersahabat sejak kecil.

Pagi itu, aku berangkat ke sekolah dengan jalan kaki karena sekolahku tak jauh dari rumahku. Tak lupa aku membawa jaket dan laptop karna hari ini ada pelajran TIKOM. Tiba-tiba, Dicky mengagetkanku dari belakang dengan membawa sepeda gunung yang berwarna hijau.
Dhil, bareng gue yok!! Kata Dicky
Oh, g' usah, makasih. Kataku dengan jutek.

Yaelah, kok jutek amat, bareng gue aja, ya please?
Enggak kok, ya udah gak jadi… :p kataku dengan serobot.
Ya gitu aja ngambek, ya iya ma’af deh. Kata Dicky sambil mengulurkan tangan. Dag dig dug Ya dech, aku ma’afin. Nie aku bonceng dimana? Katak dengan lembut.

Ya di depan atuh, neng gelis. Kata Dicky dengan logat sundanya.

Udah dech ngerayunya, ntar telat berangkat sekolah gimana? Kataku yang sedikit malu.

Iya atuh neng, let’s goo…. Kata Dicky sambil mmengayuh sepedanya..

Beberapa menit, akhirnya aku sampai di sekolah. Disana tampak sudah ramai. Karena aku dan dicky beda kelas, kita langsung pisah di tempat parkir.
Dari kejauhan tampak ada yang memanggilku.
Dhil, tunggu aku… kata seseorang yang masih samar-samar di telingaku..

Lalu aku menengok ke belakang. Dan ternyata adalah teman sahabatku yaitu Gina Saputri.

Dia memang suka teriak-teriak kalau memanggilku.

Iya yaaaaa…. Kenapa sich, sehari aja kamu gak teriak-teriak. Kataku dengan jengkel.

Ya ma’af dhil. Kamu tau kan sifatku kaya gini. Jawabnya sambil cengengesan.


Udah udah, yuk ke kelas, aku harus serahin tugan file ke pak Handoko. Kataku sambil berjalan cepat.

Ayo, tapi tungguin… jawabnya sambil berlari kecil.

Bel masuk Berbunyi, dan pelajaran di mulai.

Aku sangat antusias dengan pelajaran Fisika karena dulu aku pernah mewakili Olimpiade Sains. Setiap pertanyaan, aku berusaha untuk bias menjawabnya.

Dan Akhirnya pelajaran selesai. Semua siswa langsung keluar dan menju kantin.

Seperti biasanya, aku langsung membuka laptop dan mendownload file-file pelajaran SMA.

Tiba-tiba, ada yang menghampiriku dengan membawa air Aqua dan sepotong roti.

Dhi, akmu pasti belom makan kan? Nie aku bawain roti sama aqua. Kata seseorang itu yang ternya adalah dicky.

Di percepat
bel pulang telah berbunyi. Dicky sudah menungguku tuk pulang bareng.
Aku : yok pulang.
Dicky : eits, ntar mampir dulu ye..
Aku : kemana dick?? Bikin gua penasaran loe.
Dicky : Udahlah, yok (sambil menutup mataku)
Aku : ini ngapain lagi mataku ditutup.
Dicky : Udahlah, nurut napa.
Aku : *manyun

Akhirnya, sampai di sebuah danau tak jauh dari sekolah.
Dicky : Aku bukain ya tutup matanya.
Aku : iya, cepet (dengan tak sabar, lalu) waw, indah banget.
Dicky : Dhil gua mau ngomong sesuatu.
Aku : ngomong apa dick?
Dicky : Sebenarnya gua suka sama loe, dari SMP sampai sekarang, gua nunggu loe. Loe mau g' jadi cewek gua?
Aku : Ehmmm, aku g' bisa
Dicky : Iya udah kalo gitu kita jadi...
Tiba2 mulut dicky terdiam saat jariku menyentuh bibirnya, membukam semua yang akan di katakan'nya.
Aku : duch, jangan ngambil keputusan begitu cepat, maksud aku, g' bisa nolak jadi pacar kamu. Aku dari dulu juga suka sama kamu, tapi aku malu ngungkapinnya, ntar kamu juga g' suka sama kamu.
Dicky : Really?
Aku : I very very really.
Dicky : Thanks dhila. I Love you.
Aku : You're Welcome. I Love you too.
Dicky memelukku begitu erat dan mencium keningku.
Lalu aku dan dicky menghabiskan waktu di sore hari yang indah itu.

Waktu tlah berganti hari, hari tlah berganti minggu, minggu tlah berganti bulan hubunganku dengan dicky semakin lengket dan serasi. Kini telah 1 tahun berjalan, dicky mengajakku ke taman untuk merayakan hari jadi hubunganku dengan dicky. Tiba2 Hpku berbunyi lagu I heart you acostic.
Aku : Itu pasti dicky (dalam hati).


Via telepon
Aku : Hallo,
Dicky : Hallo, sayang. Ntar malem langsung ketemu di taman ya coz aku mau beli sesuatu.
Aku : It's okey, sayang. Emang mau beli apa?
Dicky : ada dech, kalo di kasih tau, namanya bukan surprise dong.
Aku : Ya udah, tapi jangan lama2 yaaa.
Dicky : iya iya, yau udah aku mau berangkat nie, Bye I Love you.
Aku : ati2 ya, I love you too. (sambil menutup panggilan).
Malam sudah menjelang, aku sudah bersiap siap pergi. Tiba2 kk' rangga terkagum melihatku.
Rangga : Mau kemana dek, kok cantik banget. G' kaya biasanya.
Aku : Mau di ajak ke taman sama dicky. Biasalah ngerayain hari jadi aku sama dia.
Rangga : ya udah, ati2 ya dek. Jangan pulang malem2, trus kk' titip salam aja sama dicky.
Aku : Ok kk'. Sipp
Akhirnya aku sampai di taman. Tapi aku belum melihat dicky.
Jadi aku menunggunya sambil mendengarkan Mp3 di Hpku.
1 setengah jam aku sudah menunggu dicky, namun tak datang juga. Tapi aku tetap yakin dicky pasti datang.
Tiba2 hujan turun, tapi aku masih tetap menunggu. Dari belakang sudah ada yang memayungiku. Dan yang memayungiku adalah seorang laki2
Aku : Dicky...





“Bukan, Gue Reza, temennya Dicky. Ma’af ya Reza gak bisa tepatin janjinya ke loe. Soalnya .... “,kata-kata Reza terpotong dengan ucapan Gue. “Za, Dicky kenapa?? Loe cerita dong sama Gue,” ucap gue memelas kepada dia. “mending loe ikut gue aja, supaya loe percaya engan semua yang terjadi,” kata Reza bijak. Gue mengangguk dan mengikuti langkah Reza menuju mobilnya. Suasana di dalam mobil begitu sunyi. Hening. Dan akhirnya Gue & Reza sampai di depan rumah Dicky. Terlihat Reza mengetuk pintu dan terlihat seorang wanita paruh baya berdiri membukakan pintu. “eh nak Reza, Nak Dhyla. Ayo Masuk. Dicky sudah menunggu di kamar,” ucap wanita itu yang ternyata ibunya Dicky. Kamipun masuk ke kamar Dicky yang penuh dengan koleksi tokoh stich yang dia gemari. Terlihat seorang cowok terbaring lemah dengan selimut tebal berwarna biru yang menyelimuti tubuhnya sampai leher. “Dicky...,”ucap Gue lirih dan langsung memeluk tubuh cungkringnya. “ma’afin aku ya cantik, aku ingkar janji sama kamu,”ucap Dicky lemah sambil meraba halus rambutku yang panjang. “kenapa kamu kaya gini?? Ada apa sama kamu? Kamu sakit apa sayang? Jawab aku!!,”tanya gue histeris. “sebenarnya Dicky itu sakit kanker darah sejak 2 tahun yang lalu dan dia gak mau orang yang dia cintai terus terang termasuk kamu itu tahu tentang penyakitnya,” ucap Reza terus terang. “kenapa kamu gak terus terang sama aku dicky? Aku bakal jagain kamu. Aku bakal selalu buat kamu, hiks hiks hiks, “ isak tangis gue tak terbendung lagi. “ma’afin aku udah nyembunyiin semua sama kamu. Aku mau minta 1 permintaan sama kamu, boleh gak??,”ucap Dicky penuh harapan. “apa Dicky? Aku bakal turutin permintaanku,”jawab Gue penasaran. “aku harap kamu jadi pacar Reza. Anggaplah dia sebagai aku,”kata Dicky mantap. “loe serius bro? Bukankah dia cewek idaman loe selama ini?,” tanya Reza kaget. “ gue tahu, tapi waktu gue enngak lama lagi. Tolong jagain dia ya,Za?,” tanya Dicky sambil menghembuskan nafas terakhirnya. “Dicky, aku mohon jangan tinggalin aku cky, hiks hiks,”ucap Gue yang tak sanggup kehilangan orang yang di cintai. “sabar dhyl. Loe tau kan permintaan Dicky? Inilah permintaannya supaya loe bisa bahagia namun tak bersama Dicky,”jawab Reza yang tau persaan Dhyla. “okey, gue bakal ikhlasin dia pergi,”sambil menyandarkan kepalanya di bahu Reza




0 komentar:

Posting Komentar